Part #1
Segala persiapan untuk sebuah pejalanan telah siap. Dilarang ribet, cukup simple saja. Justru, lebih ribet
untuk memperoleh perizinan dan hampir mengundurkan diri ketimbang persiapan
yang harus dibawa. He-he-he. Ransel sepaket dengan baju sudah dipundak, sebotol
air minum siap bawa, sebungkus roti telah menunggu dimakan, buku dan Al-quran
wajib terbawa, sangu? Secukupnya asal
gak lupa dompet, gitu saja. ^ ^
Bersiap untuk MUNAS (Musyawarah Nasional) IV Forum Lingkar Pena (FLP) se-dunia. Setelah MUNAS tahun 2013 sejarah dilukiskan di kota Bali.
Kali ini tahun 2017, Bandung akan menjadi sejarah adanya MUNAS FLP se-dunia
yang dimulai sejak 3 November 2017. Delegasi yang d8ikirimkan baik dalam negeri maupun luar negeri akan memenuhi kota Kembang. Sebanyak 44 wilayah dan 110 cabang delegasi FLP seluruh Dunia siap membanjiri kota ini. Sebentar, pemanasan dulu. Sebelum membahas
tentang MUNAS, penulis ingin berjejak sedikit tentang perjalanan yang jarang dipandang
dan dirasakan oleh penulis. Bolehkan? Sudahlah dipaksa boleh ya ...
|
Gerbong 3 Kereta Pasundan (Dok. Pribadi) |
Gerbong 3 kereta Pasundan dengan keberangkatan pukul 08.10
tercatat tanggal 2 November 2017 akan menambah satu note penulis. Delegasi yang diberangkatkan MUNAS tahun ini untuk
mewakili tiap cabang dan wilayah sungguh luar biasa. Penulis mengawali
perjalanannya dari Stasiun Gubeng Baru, Surabaya. Yang biasanya menapaki
perjalanan sendiri, kali ini tidak menjomblo. Alias rame-rame, bareng
delegasi lainnya. Walaupun status masih saja jomblo. Ups. Bahas jomblo gak bakal selesai dah.
Kembali yuk ...
Kereta pasundan melaju dengan pesat. Beberapa stasiun seperti
Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Ngawi hingga total 33 stasiun terlewati
menuju Stasiun Kiara Condong, Bandung. Dan tiap pemberhentiannya, berjumpalah
dengan teman seperjuangan yang terdelegasikan di Munas. Sengaja memang terencanakan
satu gerbong sebelumnya. Dengan memanfaatkan satu layanan pemesanan tiket diKAI. Say
hello, saling bersalaman, bertegur sapa, ngumpul, bercanda, saling tukar
pikiran, baca buku, hingga solat di dalam kereta dilakukan bareng-bareng.
Perjalanan yang memakan waktu 15 jam ini sungguh luar biasa. Luar biasanya
sebab segala yang terjadi di atas kereta, banyak cara apik untuk menghilangkan
semua bentuk kebosanan dalam perjalanan.
|
Solat Berjamaah dalam Gerbong Kereta (Dok. Pribadi) |
Diskusi sehat tentang karya masing-masing delegasi menjadi
satu topik yang waw. Kemudian satu
buku antologi dari FLP Jawa Timur yang sukses membuat penulis dan lainnya Baper. Buku yang diberikan dalam perjalanan
menuju munas ke-4 dengan judul "Haruskah Aku Yang Melamarmu?" menjadi
trading topik hangat dalam gerbong.
Pasalnya, si penulis dengan judul tulisan dalam buku tersebut sekaligus
menyebarkan undangan pernikahannya pada tanggal 13 November 2017 mendatang di
saat yang sama. Buku yang menceritakan pengalaman dan tips-tips pejuang jomblo tertuang dalam buku ini. Keren
abislah pokoknya. Semacam undangan yang terbalut dalam buku. BarakaAllah atas undanganya. Penasaran
ya... Bagaimana bukunya? Marilah order.
Kunjungi akun instagram Sahaja Buku,
Cahaya Pustaka atau kepoin akun-akun
flp jatim. Tersedia stoknya sebelum kehabisan. Baru juga naik cetak dan cetakan
pertama yang terbaca dan terbagikan dalam gerbong 3 kereta pasundan itu.
|
Buku Haruskah Aku yang Melamarmu? (Dok Pribadi) |
|
Undangan untuk Pernikahan Penulis Buku |
Perjalanannya mengesankan. Satu sama lain meninggalkan kesan
tersendiri. Yang sulit move on dalam
setiap kejadiannya. Jarang-jarang moment
kumpul seperti ini. Hanya dirasakan saat menuju Munas ke-4 FLP tahun ini. Kesan
ini ditambah dengan fasilitas kereta api dari PT KAI yang semakin maju. Di
gerbong 5 akan ada sebuah kantin yang menyediakan makanan dengan menu yang
ditentukan oleh pihak kereta. Dari makanan ringan hingga makanan berat
tersedia. Dalam gerbong itu juga ada tempat kecil yang disulap menjadi musholah
oleh kondekturnya. Tempat duduk untuk dijadikan tempat nongkrong sekaligus
makan yang cukup nyaman dalam kantinnya. Toilet dalam kereta yang bersih dan
petugas dengan sigap di jam-jam tertentu siap membersihkan area tiap gerbong yang kurang bersih sebab adanya sampah. Ac-nya juga terpasang lengkap dengan
pengharum ruangan. Fasilitasnya bagus pokoknya.
Gak kalah dengan kereta eksekutif
atau bisnis yang pernah penulis naiki.
Seandainya dalam gerbong kereta disediakan perpustakaan. Huaaa... lengkap sudah. Semakin kece
badai PT KAI zaman now.
|
Kantin dalam Kereta ((Dok. Pribadi) |
Berbicara tentang fasilitas, ada yang paling berkesan ni bagi penulis. Salah satunya kantin.
Ini tempat nongkrok yang kece. Saat perut sudah melilit minta
diberi asupan lagi. Tempat ini tujuan utamanya. Bukan persoalan menu, harga atau tempatnya. Tapi perjumpaan dengan
seorang kondektur yang cantik nan ramah. Berbeda dengan kondektur-kondektur
perempuan yang dijumpai saat menaiki kereta lainnya.
Namanya Rosida,
lengkapnya Rosida Maharani. Penulis mengenalnya tepat saat berada di kantin.
Sapanya yang halus sontak menghentikan sejenak aktifitas saat itu. Oke,
berkenalan. Pembicaraan saat itu mengalir saja. Apa adanya. Enak diajak ngobrolnya. Ternyata, mbak-mbak
kondektur ini dari tadi mengamati rombongan kami. Melihat kami asyik dengan
buku-buku, diskusi, solat dan segala aktifitas dalam gerbong menarik
perhatiannya. Dan ingin nimbrung juga
bersama. Mbak cantik ini tiba-tiba menceritakan pengalaman perjalanan hidupnya
hingga mengantarkan ia bekerja di KAI, hobinya yang juga membaca dan menulis.
Bahkan yang paling membuat dia sampai sekarang terngiang dan menyesal adalah
hilangnya buku catatan tulisan-tulisannya saat masih bersekolah dulu. Mbak satu
ini jago benar loh membuat puisi. Tiap baitnya huss
... Pemilihan kata yang digunakan melelehkan pembacanya. Asekk. Hingga tulisan ini di-posting,
penulis masih sambung silaturrahmi melalui akun Instagram dan kontaknya. Kita ada dilingkaran dengan hobi yang sama
dan kesukaan yang sama pula. Dan saat penulis bercerita tentang tokoh yang ia
idolakan ada dalam satu pena perjuangan di flp. Mbak cantik itupun kegirangan.
Siapa yang tidak kenal dengan bunda Helvy Tiana Rossa. Bahkan dalam perjalanan
munas inipun rombongan kita akan satu ruangan dan berjumpa dengan bunda yang kece satu itu. Semoga saja bisa bertemu
kembali di lain kesempatan ya gelis... Salam Pena. ^ ^
|
Baca Buku Bersama (Dok. Pribadi) |
|
Jepretan tak sengaja petugas Kereta Api sedang Membaca Alquran di Sebelah ruang Kantin (Dok. Pribadi) |
|
Diskusi Karya (Dok. Pribadi) |
|
Aktiitas dalam Kereta Bersama (Dok. Pribadi) |
|
Musholah dalam Kereta (Dok. Priibadi) |
|
Stasiun Kiara Condong, Bandung (Dok Pribadi) |
wah keren ya ikut munas bersama, kerasa banget kekompakannya. Semoga menjadi penulis yang yahud
BalasHapusAminnn. Terima kasih doanya ayah blogger. Salam kenal ^^
BalasHapusDuh aku ga pernah kalo ke kereta mampir ke Kantinya,
BalasHapusenak ya ada mejanya gitu.
Iya, nyaman kantinnya. Kapan-kapan mesti voba dan jalan-jalan di kantinnya.
HapusSalam kenal. :-)
Aaak, seru mbak Muy. Aku juga di payung yang sama, FLP branch Probolinggo Raya. Kwkw. Tapi itu dulu :""" entah masih ada apa endak sekarang :"
BalasHapusKalau flp probolinggonya insyaAllah masih ada happy. Flp jatim sering mengadakan kegiatan dengan leader yang baru. Pak rafif amir. Ayo saatnya dihidupkan kembali kampungnya. :-)
Hapus